Minggu, 25 September 2016

Ketika Jadi Mahasiswa Itu...



Ceritaku kali ini akan kuawali dahulu dengan Bismillahirrohmanirrohim. 


“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan yang lain)” (QS. 94:7)

Detik-detik berakhirnya Ujian Nasional adalah saat-saat yang paling membahagiakan menurutku. Mengapa? Karena setelahnya makanan akan terasa semakin nikmat dan beban di pundak rasanya semakin ringan. betul apa betul? Hehe
Padahal tantangan di depan justru semakin mendekat, apalagi dengan datangnya kesempatan mengikuti SNMPTN. Siapa yang tak mau melanjutkan sekolah? Adalah aku yang selama 2 tahun duduk di bangku SMA bersikeras ingin melanjutkan sekolah di bidang kependidikan seketika merubah haluan dengan memilih jurusan yang jauh dari bidang pendidikan. Namun ternyata Allah berkehendak lain, Ia berikan aku kesempatan untuk kembali kepada tujuan awalku. Ya, aku tidak diterima melalui jalur SNMPTN. Saatnya aku mengucapkan selamat tinggal kepada Bandung, Farmasi, dan Teknologi Pangan.

Dan inilah aku yang sekarang, berdiri di tanah Jakarta bersama dengan keinginanku menjadi seorang guru. UNJ Satu, pekikan semangat saat MPA itu masih terngiang di otakku. Seketika aku berfikir, tak mungkin aku berada disini jika ini bukanlah yang terbaik untukku. Karena terkadang Allah jadikan hati ini berbelok karena Ia ingin kita sadar akan pentingnya untuk kembali.

“Aku meminta sesuatu kepada Allah. Jika Allah mengabulkannya untukku maka aku gembira SEKALI saja. Namun, jika Allah tidak memberikannya kepadaku maka aku gembira SEPULUH kali lipat. Sebab, yang pertama itu pilihanku. Sedangkan yang kedua itu pilihan Allah SWT.”
(Ali bin Abi Thalib)

Menjadi mahasiswa pastilah mimpi bagi semua orang, tak terkecuali diri ini. Namun, kenyataan membuatku menyadari bahwa menjadi mahasiswa tidaklah mudah apalagi menjadi mahasiswa MIPA terlebih lagi Kimia. Jika kalian menyangka kuliah itu santai seperti di pantai, tas bisa diisi dengan hanya satu atau dua buku kecil . Percayalah Nak itu hanya ada di dunia sinetron aja. Karena dunia perkuliahan memberikan sensasi lain dalam hidup hehe. Jadi jangan kaget dengan beberapa hal yang kamu awali di masa-masa awal kuliahmu.
1.      Dosen hadir di saat pertemuan pertama
Hari pertama masuk kuliah itu pasti selalu akan menimbulkan pertanyaan dalam diri kita. “Dosennya ada ga ya?” “Gapapa kali ya ga masuk?” “Palingan belum belajar”
Tapi buanglah pikiran-pikiran itu, hadirlah dengan sepenuh jiwa karena di saat itulah kalian akan mengenal lebih jauh dosen yang akan bersamamu selama satu sepseter ke depan. Pada hari pertama masuk, selain perkenalan, biasanya dosen akan memberitahu peraturan-peraturan yang harus kalian patuhi selama perkuliahan beliau (tiap dosen beda aturan biasanya). Pokoknya di hari pertama itu akan menjadi hari penentuan bagaimana cara kamu menyeimbangkan cara dosen mengajar dengan caramu belajar.
2.      Pertemuan pertama sudah belajar
Meskipun ada saja dosen yang belum memberikan materi saat pertemuan pertama namun sebagian besar dosen pasti akan memberikan minimal pembukaan sebelum memulai materi. Itu berarti harus ada persiapan dari diri kamu. Kalau aku nih yak an dari Pendidikan Kimia, awal jadi maba ketemunya sama kimia dasar dulu ko. Jadi yaa semacem belajar di SMA gitu tapi yaa pasti lebih diperdalam lagi materinya.
3.      Tugas begitu cepat berdatangan
Untuk kamu yang punya kebiasaaan menjadi deadliners tugas, cobalah untuk membiasakan diri segera untuk menyelesaikan tugas yang pertama datang. Maksudnya adalah jangan menunda tugas karena kecepatan kamu dalam mengerjakan tugas dengan kecepatan datangnya tugas yang lain itu seringnya sih ga sama wkwk. Jadi, hati-hati yaa sama tugas dari dosen killer yang waktu pengerjaannya  itu sebentar. Se-Ma-Ngat begadang hehe
4.      Berangkat dan pulang tidak ditemani matahari
Hal ini lebih tepatnya berlaku bagi mahasiswa yang tidak ngekos alias rumahnya masih di sekitar Jakarta. Terkhusus untuk anak organisasi yang tak jarang sore bahkan malam harinya dijadikan waktu untuk rapat.

Nah berbicara mengenai organisasi, semasa sekolah aku termasuk ke dalam orang yang pasif dalam hal organisasi meskipun tetap mencoba menyibukkan diri dengan mengikuti 2 ekskul saat itu. Saat memasuki dunia perkuliahan, dimana saat MPA begitu banyak organisasi yang dikenalkan telah membuatku mulai berkaca pada diri sendiri. Aku tak boleh jadi diriku yang lama, aku harus keluar dari zona nyamanku, pikirku. Akhirnya kuputuskan untuk membuka diri dengan organisasi yang ada. Aku pun mendaftar dan Alhamdulillah diterima di departemen kerohanian Islam di BEM jurusan kemudian mendaftar pula di LDF. Mungkin inilah awal perubahanku untuk menjadi orang yang lebih baik. Dan kampus inilah menjadi tempatku belajar serta menjadi ladang akan kebaikan yang bisa diukir disini. Kalau berbicara tentang organisasi pasti ga jauh deh sama kata CAPEK. Tapi setelah capeknya itu loh, maniiis banget kerasanya. Ya, inilah aku mencoba membuka diri akan hal baru ketika titel “siswa” ditambah kata “maha” kalau kata kakak-kakak organisatoris “ditunggu kontribusimu”. 

Berangkat pagi buta, tugas banyak, sampai rumah boro-boro mau santai, kalau ga nugas lagi pasti udah tepar duluan karena saking capeknya. Tapi aku yakin inilah nikmatnya menuntut ilmu. Menuntut ilmu adalah kebaikan. Di setiap prosesnya ada nilai pahala yang Allah janjikan. Dan tentu aku besyukur dengan rutinitas harian yang secara tak langsung membuatku meminimalisir keburukan yang mungkin bisa kita perbuat. 

Mungkin cukup sekian ya. Ceritaku  ini kuakhiri dengan kata Alhamdulillah. Semoga bermanfaat :)

Selasa, 31 Mei 2016

Kenapa Mau Jadi Guru?






Jeng jeng jeng setelah udah lama ga nulis, kali ini aku mau nulis bertema pendidikan nih. Semoga tidak masuk kategori telat yaa hehe. Selamat membaca.

Siapa yang tak kenal Ki Hajar Dewantara? Ya, beliau adalah Bapak Pendidikan Indonesia. Beliau lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Sampai saat ini beliau sangat dikenang dengan tiga semboyan pendidikannya.

106 tahun tahun kemudian.

Bertempat di kota hujan, seorang anak perempuan lahir. Ya, anak itu adalah aku.
Berawal dari tanggal lahirku yang sama dengan Bapak Pendidikan negeri ini membuatku semakin ingin menekuni bidang ini. Tentu ini bukanlah suatu paksaan, meskipun banyak yang bertanya alasanku ingin menjadi guru. Hasrat untuk membagikan ilmu kepada orang lain begitu besar dalam diriku. 


Menurut kesaksian mamaku, sejak TK aku sudah tertarik  dengan pekerjaan mengajar ini.  Setiap orang bertanya mengenai cita-citaku, jawabanku pasti guru. Mungkin guru di TK yang pertama kali menginspirasiku sehingga aku ingin menjadi menjadi sepertinya.

Perjalanku untuk mencapai cita-citaku ini tidaklah mudah. Sempat aku merasakan turunnya hasrat  untuk menjadi guru dan beralih saja ke pilihan yang lain. Hal ini terjadi ketika aku memilih jurusan saat SNMPTN. Beraninya saat itu aku memilih jurusan teknologi pangan di pilihan pertama. Mungkin memang  bukan rezeki, dengan izin-Nya aku tidak diterima melalui jalur SNMPTN.
Sedih, tentu. Seketika aku berfikir apa yang salah dengan ini. Nafsu yang kuturuti ternyata tidaklah Allah ridhoi. Akhirnya dengan semangat membara aku mencoba jalur SBMPTN dengan pilihan pendidikan kimia UNJ sebagai pilihan pertamaku.


 
“Kalau perempuan mah mending jadi guru. Biar bisa ngurus keluarga.”
“Enak jadi guru mah siswa libur guru juga libur”
“Pekerjaan guru bisa memiliki banyak quality time dengan keluarga”


Setelah membaca kutipan itu, kamu semakin mau jadi guru ga? hehe
Kalau belum, nih aku punya beberapa alasan agar bertahan di bidang ini.

1. Bisa bikin awet muda


Apakah mengajar berkorelasi dengan awet muda? Menurutku ya. Karena seringnya kita bertemu dengan orang berusia lebih muda dan seringnya kita melakukan senam muka dengan tersenyum akan membuat jiwa kita minimal merasa muda kembali. Dan ini diakui oleh guru-guruku hehe

2. Semakin bertambah ilmunya

Ada pepatah yang mengatakan belajar yang baik adalah dengan mengajar. Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena ketika kita membagikan ilmu tentang kita dalam posisi yang lebih dulu mengerti atau paham akan materi kemudian ketika kita membagikannya kepada orang lain, akan membuat memori kita semakin mengingat apa-apa yang terkait dengan materi tersebut. Otak kita jika semakin sering kita asah tentu akan semakin baik bukan?

3. Menjadi amal jariyah


Ini merupakan poin penting yang memperkuat keinginanku menjadi guru. Seperti yang kita tahu bahwa ilmu yang bermanfaat adalah salah satu bekal kita. Jika seorang guru mengajarkan hal-hal yang baik kepada siswa kemudian mereka memanfaatkannya lalu mereka mengajarkannya kembali kepada orang lain. Sungguh amalan itu akan terus mengalir kepada guru tersebut.



Ya, ternyata inilah jalanku.  Pilihanku menghabiskan 4 tahun menimba ilmu di bidang pendidikan ini ternyata Allah ridhoi. Tentu hal ini tak akan  kusia-siakan. 

Semester depan akan menjadi ajang penguatan mentalku untuk bertemu dan mengajar anak SMA yang notabene badannya lebih besar dari aku (sok imut banget ya hehe). Tapi aku akan berusaha untuk menjadi guru yang baik bagi mereka dan bisa meninggalkan kesan baik di hati mereka.
#SemangatSemester7
#KelasAdalahLabku

Senin, 18 April 2016

Tips dan Trik IRIT (versi anak kosan)


Siapa bilang mengelola uang itu mudah? Susah loh ternyata. Apalagi buat para anak kosan yang ga punya basic akuntasi namun dihadapkan pada kerasnya kehidupan yang mau tidak mau uang di dompet harus cukup. Kali ini aku mau kasih tips dan trik untuk para anak kosan agar uang mingguan atau bulanan kalian bisa cukup bahkan bisa kalian tabung. Mari kita simak bersama.

1. Kosan kamu ada dapurnya. Ini kesempatan emas untukmu.

 
Dari sekian banyak kos-kosan yang ada tidak semua kosan ada dapurnya. Tapi beruntunglah jika kosan kamu ada dapurnya. Karena kamu bisa meminimalisir pengeluaran kamu untuk makan dengan cara memasak. Tak dapat dipungkiri jika pengeluaran terbesar anak kosan berada pada makan sehari-hari. Oleh karena itu, masaklah minimal untuk makan pagi dan bekal untuk makan siang. "Tapi saya tidak bisa masak" saya yakin setiap orang bisa masak minimal mie dan telor. Ya kan? Jadi cobalah sekali-kali kesempatan emasmu untuk bisa irit.

2. Bawa nasi setiap hari.

Nah untuk kosan yang tidak ada dapurnya jangan khawatir. Masih banyak jalan menuju Roma (hehe). Cara yang bisa kamu lakukan adalah dengan rajin masak nasi di magicom untuk bisa kamu bawa ke kampus. Lauknya? Kamu beli aja di warteg. Belilah untuk makan siang dan malam. Jadi kalau malam kamu ga usah keluar lagi buat cari makan. Karena percaya ga percaya ketika kita keluar buat cari makan, akan banyak hal yang ingin kita beli.

3. Perhitungkan uang yang kamu punya.


Untuk kamu yang keuangannya bukanlah harian melainkan mingguan atau bulanan. Cobalah setiap kamu peroleh uang, managelah uang itu sesuai dengan kebutuhan kamu. Contoh kamu perhitungkan uang untuk makan, untuk keperluan kuliah seperti atk, fotocopyan, dll, jangan lupa sisakan untuk ditabung. Mengapa uang yang ditabung disiapkan diawal? Agar uang kamu ga kepake semuanya karena yang namanya uang itu sangat mudah untuk kita keluarkan. Padahal ngedapetinnya susah ( iya ga?)

4. Irit bukan berarti pelit.


Nah ini juga harus ditekankan. Irit bukan berarti kamu ikhlas ridho makan seperti menu gambar di atas ya, apalagi nasi sama garam. Itu mah namanya kamu pelit sama diri kamu sendiri. Meskipun mungkin makanan yang kamu sering beli tidaklah mewah namun sekali-kali bolehlah kamu jajan enak. Tapi inget ya sekali-kali aja kalau sering mah itu namanya boros.

5. Kurangi ongkos dengan jalan kaki.


Aku termasuk orang yang suka jalan kaki. Kenyataan bahwa kosan biasanya tidak jauh dari kampus membuat banyak anak kosan pergi pulang dengan cara jalan kaki. Nah hal ini bisa kamu terapkan sehari-hari. Tapi kalau udah hampir terlambat janganlah sungkan untuk mengeluarkan uangmu untuk naik metromini ya. Jangan sampai kamu lari lari ke kampus yang bisa buat kamu kurang fokus nantinya ketika belajar.

6. Baju jangan dilaundry. Cuci pakai tangan sendiri yaa.


Selain cari makan yang susah, alasan orang tidak mau ngekos adalah mencuci baju. Untuk kamu yang uangnya sudah paspasan bersyukurlah karena kamu bisa belajar menjadi istri atau suami idaman. Kenapa? Karena mencuci baju sudah menjadi keahlian kamu (hehe). Tuntutlah dirimu untuk rajin. Jangan sampai kamu bermalas-malasan atau menanti-nantikan baju kamu menumpuk karena itu hanya akan membuatmu susah nantinya. Tenagamu akan terkuras habis dengan cucian yang menumpuk. Kalau cucianmu tidak menumpuk tentu akan meminimalisir peluang kamu untuk laundry.

7. Jangan lupa sedekah.


Ini sebenarnya poin penting. Ketika kamu ingin berusaha hemat bukan berarti kamu pelit dalam hal bersedekah ya. Karena sedekah tidak akan mengurangi rezekimu justru akan menambah rezekimu. Secara tidak langsung perasaan cukup yang kamu rasakan bisa jadi berasal dari keberkahan sedekah yang kamu berikan.

Itulah tips dan trik dari aku. Semoga bermanfaat :)

Akhirnya setelah sekian lama memikirkan apa tips dan trik yang bisa aku tulis, akhirnya judul ini tercetus. Terimakasih KOMBUN yang secara tidak langsung telah membuatku saya memutar otak agar bisa menulis sesuai dengan tema bulan ini hehe.

Sabtu, 02 April 2016

Caraku menghadapi Ujian Nasional




Bulan April kini menjadi bulan bersejarah dan sangat dinanti-nanti oleh seluruh siswa di Indonesia. Setelah bertahun-tahun menuntut ilmu, inilah saatnya bagi mereka untuk berjuang dengan pensil di atas kertas. Di detik-detik menuju un seperti saat ini sudah pasti yang terasa di hati adalah deg-degan. Bukan hanya siswa namun guru-guru pun ikut merasakan adrelanin yang meningkat ini. Lalu apa sih kiat-kiat agar UN kita lancar dengan baik? Nah berhubung aku sudah melewati masa-masa UN ini, aku mau berbagi sedikit tentang caraku menghadapi UN. Check it out.

1. 

Sebelum UN mintalah doa terbaik orang tua kamu
Setiap doa yang dipanjatkan oleh orang tua kita itu mujarab loh. Apalagi ibu, sudah tahu kan bahwa ridho Allah ada pada orang tua kita. Makanya semakin berbaktilah sama orang tua kita, jangan justru bilang ah ketika beliau suruh kita ke warung dengan alasan kita lagi belajar serius yaa :) insya Allah bisa menambah sayangnya Allah kepada kita :)

2. 


Usahakan solat tahajud setiap malam
Untuk yang sudah sering solat tahajud pasti mudah untuk melakukan hal ini. Jangan lupa diteruskan yaa. Nah untuk yang jarang atau belum pernah solat tahajud mulailah berniat untuk solat. Takut ga bangun di sepertiga malam? Tenang banyak cara yang bisa kamu lakukan diantaranya adalah:
1. Pasang alarm
2. Bilang sama orang tua untuk membangunkan
3. Berdoa sama Allah agar dibangunkan
Insya Allah diantara ketiga itu kamu bisa pilih salah satu atau pilih semuanya juga boleh :)

Kenapa sih harus solat tahajud?
Karena disaat itulah Allah turun untuk melihat hambanya yang menegakkan solat untukNya meminta pertolongan kepadaNya. Dan doa yang dipanjatkan insya Allah dikabulkan olehNya. Tentu kalian ingin hasil yang terbaik kan?
Usaha terbaik+doa terbaik insya Allah membuahkan hasil terbaik pula


3. 
 

Jangan bosan untuk selalu berdoa.
Kita sebagai manusia tentunya sering lupa dan salah, dan itulah masalah yang terjadi ketika UN. Karena gugup sehingga tak jarang soal mudah menjadi sulit. Inilah pentingnya kita berdoa kepada yang Maha Kuasa agar kita senantiasa diberikan ketenangan, kemudahan dan kelancaran saat mengerjakan soal.

Kadang ketika ulangan kita merasa ngeblank tiba-tiba dan banyak soal yang terlihat sulit.
Nah kalau kalian merasakan hal ini ketika UN nanti, janganlah coba-coba untuk menodai usaha kalian dengan menyontek yaa. Allah ga suka looh sama hambanya yang menyontek karena menyontek itu sama dengan membohongi diri kamu sendiri.
Lalu apa dong yang harus dilakukan?
Ingatlah Allah selalu bersama kita, Allah selalu dekat dengan kita. Maka dari itu ingatlah Allah selalu, istighfar atau berzikirlah. Itu pertanda kita membutuhkan Allah dan percayalah pertolongan Allah adalah sebaik-baiknya pertolongan.

Nah itulah caraku menghadapi UN.

Dan terakhir untuk adik-adikku sekalian, ini doaku untuk kalian
Semoga Allah karuniakan kesehatan selalu kepada kalian
Ketenangan, kemudahan dan kelancaran ketika mengerjakan soal
Semoga Allah menjaga kalian semua dari keinginan untuk menyontek
Semoga hasil yang kalian peroleh tidak hanya tinggi secara kuantitas namun pula tinggi kualitas di hadapan Allah.

Aamiin Yaa Robbal 'Alamiin